Kelenjar prostat merupakan salah satu organ reproduksi pria.
Terletak di uretra posterior(prostatika) diatas sfingter uretra eksterna dan
dibawah kandung kemih. Pria diatas 50 tahun, gangguan prostat mulai mengancam.,
dimulai dengan timbulnya gangguan kencing.
Deteksi dini mandiri sebenarnya
sangat mudah, mengamati pola kencing kemudian di scoring. Salah satunya adalah
skor IPSS, International Prostatic Symptom Score. Ada 7 poin, yang diamati :
1. Apakah
kencing tidak tuntas, terasa ada sisa air kencing dalam kandung kemih
2. Apakah
sering kencing dengan jeda kurang dari 2 jam
3. Apakah
kencing terputus putus
4. Apakah
timbul rasa ‘kebelet’ yang sangat dan tidak dapat ditahan sehingga belum sampai
toilet sudah ‘bocor’
5. Apakah
pancaran kencing melemah, kadang membasahi celana
6. Apakah
kencing harus mengejan berlebihan dan lama
7. Apakah
harus bangun malam hari untuk kencing
Skor dinilai dari 0 ( tidak
pernah) sampai 5 ( lebih dari 5 kali). Total skor diatas 8 sebaiknya harus
waspada dan mulailah berkonsultasi ke dokter. Apalagi kalau pola kencing ini
mengganggu pekerjaan, menurunkan kualitas hidup.
Dokter akan memeriksa colok
dubur, dinilai apakah ada pembesaran prostat, gangguan syaraf kencing.
Kecurigaan kanker prostat dapat dinilai oleh pemeriksa yang berpengalaman
dengan adanya konsistensi prostat yang asimetri, benjolan keras. Selanjutnya
akan diperiksa laboratorium PSA, prostat spesifik antigen.
Dokter Ahli Urologi akan
memeriksa pancaran kencing secara obyektif dengan uroflometri, bilamana terdapat
tanda obstruksi disarankan untuk dilakukan desobstruksi dengan medikamentosa
atau operasi endourologi, operasi tanpa sayatan. Juga bila colok dubur, PSA meningkat dicurigai keganasan dilakukan TRUS,
transrektal ultrasonografi dan disertai biopsi prostat.
Berikut seorang laki-laki 65
tahun mengeluh kencing sering netes, sehingga mengganggu saat sujud waktu
sholat. Yang bersangkutan mengikat penis dengan karet gelang. Lama kelamaan
tidak adekuat, mulailah berfikir mengikat dengan sesuatu yang lebih kuat.
Dilepaskannya cincin dan dipasangkan ke pangkal penisnya.
Apa akibatnya? Dengan segera
terjadi pembengkakan penis, kencing macet total. Berfikir untuk mengurangi
pembengkakan disayatlah penis tersebut sehingga berdarah-darah. Dan segera
keluarga rame-rame membawa ke IGD RS kariadi untuk meminta pertolongan.
Dokter jaga bedah melakukan
pembebasan jeratan dengan memotong cincin, dan menjahit luka di penis.
Beruntunglah bapak tersebut apabila jeratan berlangsung melewati ‘golden
periode’ akan menyebabkan matinya batang penis dan harus diamputasi.