Minggu, 20 Mei 2012

INDONESIAN SOCIETY OF ENDOUROLOGY

Workshop Nasional di bidang Laparoskopi Urologi ke 3 di Bogor serasa sangat istimewa. Fakulti dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang. Pada tengah sesi tgl 18 Mei 2012 dibentuklah Indonesian Society of Endourology. Pembentukkan ini dimaksudkan untuk menampung perkembangan modalitas laparoskopik urologi di Indonesia bersamaan singgungan beberapa ahli urologi dengan ahli urologi  Eropa, Asia, Arab, Amerika kemudian terjadi transfer of knowledge sehingga layananan laparoskopik sudah mulai menjadi bagian layanan ektraluminer endourologi. Kedepan merupakan kompetensi dokter ahli urologi untuk melakukan laparoskopik kelainan urologi apapun approach nya.
Peserta dari berbagai penjuru Indonesia, disamping itu ada guru besar dan ahli urologi wanita ! prof dr Prawito Singodimedjo SpBSpU guru besar UGM Jogja sangat antusias mengikuti workhop. Menuntut ilmu tanpa batas usia. Bravo ! Juga ahli urologi wanita dr. Ima Nastiti, SpU dari Jakarta meski tengah hamil juga tidak kenal lelah mengikuti dry lab.

Didampingi sejawatnya dari Sulawesi, dr Azwar SpU. Hari berikutnya hari terakhir 19 Mei, latihan dengan animal lab. Dilakukan di Animal Lab FKH IPB. Sebelum operasi mulai dikenalkan dengan animal welfare oleh Kabag bedah drh. Kunarti juga dibahas UU no 18 pasal 66 tahun 2009.
Gambar diatas dr Budi SpU dari Jember dan dr Didit dari Palembang sedang bahu membahu melakukan laparoskopik nefrektomi, ureterolysis, uretrotomy, end to end anastomose ureter pada babi.

Bijak mengatasi prostat


Kelenjar prostat merupakan salah satu organ reproduksi pria. Terletak di uretra posterior(prostatika) diatas sfingter uretra eksterna dan dibawah kandung kemih. Pria diatas 50 tahun, gangguan prostat mulai mengancam., dimulai dengan timbulnya gangguan kencing.
Deteksi dini mandiri sebenarnya sangat mudah, mengamati pola kencing kemudian di scoring. Salah satunya adalah skor IPSS, International Prostatic Symptom Score. Ada 7 poin, yang diamati :
1.       Apakah kencing tidak tuntas, terasa ada sisa air kencing dalam kandung kemih
2.       Apakah sering kencing dengan jeda kurang dari 2 jam
3.       Apakah kencing terputus putus
4.       Apakah timbul rasa ‘kebelet’ yang sangat dan tidak dapat ditahan sehingga belum sampai toilet sudah ‘bocor’
5.       Apakah pancaran kencing melemah, kadang membasahi celana
6.       Apakah kencing harus mengejan berlebihan dan lama
7.       Apakah harus bangun malam hari untuk kencing
Skor dinilai dari 0 ( tidak pernah) sampai 5 ( lebih dari 5 kali). Total skor diatas 8 sebaiknya harus waspada dan mulailah berkonsultasi ke dokter. Apalagi kalau pola kencing ini mengganggu pekerjaan, menurunkan kualitas hidup.
Dokter akan memeriksa colok dubur, dinilai apakah ada pembesaran prostat, gangguan syaraf kencing. Kecurigaan kanker prostat dapat dinilai oleh pemeriksa yang berpengalaman dengan adanya konsistensi prostat yang asimetri, benjolan keras. Selanjutnya akan diperiksa laboratorium PSA, prostat spesifik antigen.
Dokter Ahli Urologi akan memeriksa pancaran kencing secara obyektif dengan uroflometri, bilamana terdapat tanda obstruksi disarankan untuk dilakukan desobstruksi dengan medikamentosa atau operasi endourologi, operasi tanpa sayatan. Juga  bila colok dubur, PSA meningkat  dicurigai keganasan dilakukan TRUS, transrektal ultrasonografi dan disertai biopsi prostat.
Berikut seorang laki-laki 65 tahun mengeluh kencing sering netes, sehingga mengganggu saat sujud waktu sholat. Yang bersangkutan mengikat penis dengan karet gelang. Lama kelamaan tidak adekuat, mulailah berfikir mengikat dengan sesuatu yang lebih kuat. Dilepaskannya cincin dan dipasangkan ke pangkal penisnya. 
 
Apa akibatnya? Dengan segera terjadi pembengkakan penis, kencing macet total. Berfikir untuk mengurangi pembengkakan disayatlah penis tersebut sehingga berdarah-darah. Dan segera keluarga rame-rame membawa ke IGD RS kariadi untuk meminta pertolongan.
 
Dokter jaga bedah melakukan pembebasan jeratan dengan memotong cincin, dan menjahit luka di penis. Beruntunglah bapak tersebut apabila jeratan berlangsung melewati ‘golden periode’ akan menyebabkan matinya batang penis dan harus diamputasi.