Senin, 07 Mei 2012


Kemampuan Seksual Pria Melemah, Bisa Jadi Ada Gangguan Prostat

Puber kedua saat 50 ? Tapi stamina 'payah'. Penurunan kemampuan seksual, spesifik lagi impoten, merupakan 'alarm' dari berbagai penyakit yang mendasari seperti diabetes, hyperlipidemia, kelainan syaraf perifer dan lain lain, juga gangguan prostat !

Mekanisme patofisiologi terjadinya disfungsi ereksi karena penyakit prostat antara lain melalui:
1.) Reseptor Alpha 1-Adrenergic, ternyata terdapat pula di otot sinus venosus corpus cavernosum disamping banyak pada otot buli, prostat. Otot polos corpus cavernosum berperanan penting dalam mekanisme ereksi penis. Kontraksi otot  corpus cavernosum yang menyebabkan detumescence ( lemasnya penis) dan relaksasi otot tersebut ( yang menyebabkan ereksi). Pada penderita penyakit prostat, gangguan obstruktif menyebabkan tonus otot sekitar uretra naik, menstimulir reseptor a1-adrenergic.Sehingga lebih sering terjadi kontraksi otot corpus cavernosum sehingga ketegangan- kekerasan penis ( erection hardness ) tidak terjadi atau berkurang. Fase lanjut terjadilah disfungsi ereksi yang awam  rasakan sebagai kemampuan seks berkurang itu.

2) Terjadinya kerusakan atau Disfungsi endothel, pada penderita benign prostate hyperplasi/ BPH, dimana terjadi pada usia diatas 50, bioaktifitas Nitric Oxide (NO) yang berperanan pada ereksi fisiologis, menurun sehingga endothelium gagal dalam vasodilatasi hal inilah yang disebut Disfungsi endothelial. Akibat menurunnya bioaktifitas ini menyebabkan rangsangan nitregic berkurang sehingga ‘perintah’ untuk ereksi juga menurun.

3).Menurunnya hormon seks,umur yang bertambah mengakibatkan produksi hormon laki-laki (testoteron) menurun sehingga aksis berubah kearah kebanyakan estrogen. Estrogen  ini mesupresi gairah sex laki, gangguan ejakulasi, sehingga dapat disimpulkan perubahan aksis dan ketidakseimbangan rasio testosteron / estrogen memainkan peranan dalam  masalah seksual penderita benign prostate hiperplasi/BPH.

1 komentar:

  1. Mantap blognya Dok.
    Referensi baru untuk Urologi Indonesia.

    BalasHapus