Rabu, 09 Mei 2012


Kedaruratan Urologi : Torsio Testis

Torsio testis yaitu suatu keadaan darurat urologi dimana terjadi ‘puntiran’ penggantung testis (funikulus spermatikus) sehingga patensi aliran darah ke dan keluar testis  terganggu. Puntiran 360 derajat dapat menyebabkan oklusi total arteri vena lymfe sehingga mengancam viabilitas testis.

Keluhan nyeri hebat akut pada testis, tanpa riwayat trauma, infeksi. Biasa terjadi sewaktu rileks, bangun tidur misalnya.

Pemeriksaan klinis terlihat aksis testis berubah horizontal, hilangnya reflex cremaster. Tanda Phren’s yaitu dengan mengangkat testis yang sakit, nyeri tidak hilang. Hal ini disebabkan masih adanya puntiran funikulus.

Ada 2 macam torsio :
 A. Ekstra vaginal, dimana puntiran melibatkan juga tunika vaginalis.Pada pemeriksa yang berpengalaman dapat meraba jeratan tersebut. Insiden 5% terutama pada bayi dan neonatus

B.Intra vaginal,insiden 16% terutama pada anak lebih tua. Sering dihubungkan adanya kelainan anomali kongenital ‘Bell clapper’.     

Puntiran lebih dari 6 jam, melewati batas iskemia jaringan, sehingga dapat menimbulkan matinya testis. Sehingga harus segera melakukan pembebasan dengan detorsi manual kearah berlawanan,: keluar kearah paha sisi luar.. Angka sukses detorsi manual 26-86 %.

Detorsi pembedahan emergensi dilakukan apabila  detorsi manual gagal. Atau ragu ragu dengan viabilatas testis. Puntiran lebih dari 12 jam menyebabkan penurunan viabilatas 50%,lebih dari 24 jam preservasi testis mendekati 0%.
Dokter urologi banyak menganut torsio testis memerlukan tindakan eksplorasi pembedahan segera dan melakukan orkidopeksi yaitu fiksasi testis ke tunika dartos. Juga pada sisi yang sehat dengan adanya kelainan congenital bell clapper tersebut untuk menghindari torsio ulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar